Teman yang Paling Dekat

15 November 2013

Siapakah teman yang paling dekat dengan kita? Ibu? Ayah? Kakak? Adik? Suami? Istri? Anak? Keluarga? Kerabat? Teman? Sahabat? Tidak semuanya. Teman yang paling dekat dengan kita adalah kematian.

Detik demi detik berlalu, sadarkah kita bahwa waktu yang kita miliki di dunia ini semakin sedikit? Menit demi menit berlalu, berapa kali kita diingatkan tentang kematian? Jam demi jam berlalu, lupakah kita bahwa kematian adalah hal yang pasti?

Everyone comes, everyone goes. Setiap hari kita berjumpa dengan orang-orang baru. Orang-orang yang secara tidak langsung membantu “memperbarui” diri kita. Orang-orang yang meskipun tidak selalu berada di kehidupan kita, tetapi akan tetap tinggal di hati kita dengan pelajaran-pelajaran yang mereka berikan.

Sekali lagi, aku kembali diingatkan betapa dekatnya aku dengan kematian. Sekali lagi, aku kembali diingatkan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Sekali lagi, aku kembali diingatkan tentang pertanyaan, “Apa yang sudah aku lakukan dalam hidupku? Sudahkah aku berguna untuk orang lain?” Sekali lagi, aku kembali diingatkan pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, “Perbanyaklah mengingat-ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan (kematian).”

Hari ini, SMPN 1 Kretek berduka. Sekolah ini kehilangan salah satu guru terbaiknya. Pak Sagiya (baca: Sagiyo), demikian aku, anak-anak, dan semua orang memanggil beliau. Beliau dipanggil menghadap Allah SWT. ba’da Shubuh tadi karena mengalami kecelakaan tunggal kemarin sore (Kamis, 14/11).

Aku tak cukup lama mengenal beliau. Aku “hanya” diberi kesempatan mengenal beliau selama 1,5 bulan masa PPL. Meski begitu, aku bersyukur beliau pernah hadir dalam kehidupanku. Selama 1,5 bulan itu, yang kuingat dari beliau hanya: senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya, mata yang terus berbinar-binar, dan tutur kata yang halus. Pak Sagiya mungkin tidak bisa selalu hadir dalam kehidupanku, tapi pelajaran-pelajaran yang secara tidak langsung beliau berikan padaku lewat setiap tindakannya akan selalu tinggal di hatiku. Selamat jalan, Pak Sagiya. Semoga Allah SWT. menerima amal ibadah dan kebaikan yang beliau lakukan sepanjang hidupnya, mengampuni dosa-dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kesabaran. Everyone loves you, but Allah loves you more. 🙂

IMG_0179

Pak Sagiya saat mengajar Bahasa Inggris di salah satu kelas.

IMG_0187

Senyum tak pernah lepas dari bibirnya.

IMG_0189

Senyum beliau pun menular ke anak didiknya.